Thursday, 7 October 2021

Bom Bali 2 (2005)

 Peristiwa Bom Bali 2 merupakan serangkaian peristiwa pengeboman yang terjadi di Bali pada 1 Oktober 2005. Pada peristiwa itu, telah terjadi 3x pengeboman masing-masing sekali terjadi di Kuta dan sisanya terjadi di Jimbaran. Peristiwa ini memakan korban jiwa yaitu sebanyak 23 orang tewas & 196 orang mengalami luka-luka. Peristiwa ini juga memberikan dampak signifikan terhadap pariwisata di Bali mengingat di wilayah itu pernah juga terjadi insiden serupa pada 12 Oktober 2002 dimana kejadian itu menewaskan sekitar 202 orang. 


1. Lokasi Pengeboman

Tempat-tempat yang dibom:

  1. Kafé Nyoman
  2. Kafé Menega
  3. Restoran R.AJA’s, Kuta Square

Menurut Kepala Desk Antiteror Kantor Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Inspektur Jenderal (Purn.) Ansyaad Mbai, bukti awal menandakan bahwa serangan ini diterapkan oleh paling tidak tiga pengebom bunuh diri dalam model yang mirip dengan pengeboman tahun 2002. Serpihan ransel dan badan yang hancur berlebihan dianggap untuk bukti pengeboman bunuh diri. Namun benar juga probabilitas ransel-ransel tersebut disembunyikan di dalam restoran sebelum diledakkan.

Komisioner Polisi Federal Australia Mick Keelty mengatakan bahwa jenis bom yang digunakan tampaknya berbeda dari ledakan sebelumnya yang terlihat kebanyakan korban meninggal dan terluka diakibatkan oleh "serpihan tajam" (shrapnel), dan bukan ledakan kimia. Pejabat medis menunjukan hasil sinar-x bahwa ada benda asing yang digambarkan sebagai "pellet" di dalam badan korban dan seorang korban melaporkan bahwa bola bearing masuk ke belakang tubuhnya.

2. Korban Pengeboman

23 korban tewas peristiwa pengeboman tersebut terdiri dari :

  1. 15 warga Indonesia
  2. 1 warga Jepang
  3. 4 warga Australia
  4. 3 orang lainnya yang diduga merupakan pelaku pengeboman tersebut
Adapun 122 korban luka-luka terdiri dari :
  1. 64 warga Indonesia
  2. 20 warga Australia
  3. 2 warga Jepang
  4. 4 warga Amerika Serikat
  5. 7 warga Korea 
  6. 1 warga Prancis & Jerman
  7. 22 orang belum teridentifikasi
Berikut merupakan nama-nama korban tewas Bom Bali 2

  1. Aiko Kawasaki (Jepang)
  2. Dafan Syah
  3. Gusti Ketut Sudana
  4. Brandon Fitzegrald (Australia)
  5. Edwin Sindu
  6. Colin Zwlinsky (Australia)
  7. Dharmawan
  8. Ratih Jayanti
  9. Kojarwati
  10. Eni
  11. Mega
  12. Wayan Sudika
  13. Yuni Tresnawati
  14. Veni
  15. Eli Sunarto
  16. Arthur Calvino
3. Pelaku Pengeboman

Inspektur Jenderal Polisi Ansyaad Mbai, seorang pejabat anti-terorisme Indonesia melaporkan kepada Associated Press bahwa aksi pengeboman ini jelas merupakan "pekerjaan kaum teroris".

Serangan ini "menyandang ciri-ciri khas" serangan jaringan teroris Jemaah Islamiyah, sebuah organisasi yang berhubungan dengan Al-Qaeda, yang telah melaksanakan pengeboman di hotel Marriott, Jakarta pada tahun 2003pengeboman Kedubes Australia di Jakarta pada tahun 2004Bom Bali 2002Bom Bursa Efek JakartaBom Malam Natal 2000Pengeboman konsulat Filipina 2000Bom Plaza Atrium 2001Bom Gereja Santa Anna dan HKBP 2001Bom Tahun Baru 2002Bom McDonald's Makassar 2002Bom Bandar Udara Soekarno-Hatta 2003Pengeboman bus Poso 2004Pengeboman pasar Tentena 2005, Pengeboman pasar Palu 2005, dan Pengeboman Jakarta 2009. Kelompok teroris Islamis memiliki ciri khas melaksanakan serangan secara beruntun dan pada waktu yang bertepatan seperti pada 11 September 2001.

Pada 10 November 2005, Polri menyebutkan nama dua orang yang telah diidentifikasi sebagai para pelaku:

  • Muhammad Salik Firdaus, dari Cikijing, MajalengkaJawa Barat - pelaku peledakan di Kafé Nyoman
  • Misno alias Wisnu (30), dari Desa Ujungmanik, Kecamatan Kawunganten, CilacapJawa Tengah - pelaku peledakan di Kafé Menega

Kemudian pada 19 November 2005, seorang lagi pelaku bernama Ayib Hidayat (25), dari Kampung Pamarikan, Ciamis, Jawa Barat berhasil diidentifikasi sebagai pelaku peledakan di Restoran R.AJA’s.

4. Pengusutan & Penyelidikan

Pada acara konferensi pers, presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengemukakan telah mendapat peringatan mulai bulan Juli 2005 akan adanya serangan terorisme di Indonesia. Namun aparat mungkin menjadi lalai karena pengawasan adanya kenaikan harga BBM, sehingga menjadi kurang peka.

Dalam konferensi pers pada 2 Oktober, Inspektur Jenderal Made Mangku Pastika menunjukkan video salah satu pengebom memasuki Restoran Raja di Kuta dengan menyanggul ransel, dan meledakkannya.

Pada 9 November 2005, polisi melakukan penyergapan di sebuah vila di Kota Batu. Dalam peristiwa tersebut, Dr. Azahari, buronan asal Malaysia yang diduga merupakan orang yang membuat bom dalam dua kali pengeboman di Bali, tewas ditembak polisi.

Kemudian pada hari yang sama di Semarang, dilakukan penyergapan dan perburuan di tempat persembunyian buronan lainnya, Noordin M. Top. Di situ, polisi menemukan sejumlah barang bukti milik para pelaku Bom Bali 2005, di antaranya rekaman kesaksian ketiga pelaku bom bunuh diri di Bali dan dua kartu tanda penduduk milik dua pelaku pengeboman tersebut. Dalam rekaman video tersebut, salah seorang pelaku mengatakan bahwa perbuatan yang mereka lakukan akan membawa mereka masuk surga. Rekaman kaset tersebut lalu digunakan untuk mencocokkan wajah pelaku dengan kepala para pengebom yang ditemukan di lokasi pengeboman.

Selain itu, pada 16 November, kaset tersebut juga diputarkan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla kepada 12 kiai Jawa Timur. Melalui pemutaran tersebut, diharapkan para kiai dapat menyosialisasikan kepada masyarakat tentang pengertian mengenai ajaran Islam yang salah dari para pengebom.

5. Dampak dari Peristiwa Bom Bali 2

Peristiwa kali ini tidak menyebabkan pengaruh sebesar Bom Bali 2002. Pemandangan para wisatawan asing yang langsung eksodus ke negara asalnya sehari setelah kejadian tahun 2002 tidak terlalu terlihat pada peristiwa ini.

Mata uang Rupiah sempat melemah pada pembukaan pedagangan sehari setelah kejadian sekitar 100 poin ke kisaran Rp10.400, tetapi pelemahan ini berkurang pada penutupan perdagangan ke Rp10.305, sehingga total pelemahan adalah 15 poin. Hal yang sama juga terjadi pada IHSG Bursa Efek Jakarta yang mampu pulih dari pengaruh pengeboman di akhir perdagangan sehari setelah peristiwa tersebut.

Secara nasional, perekonomian Indonesia juga diperkirakan tak akan banyak terpengaruh Bom Bali. Sektor pariwisata hanya menyumbangkan sekitar 5% dari perekonomian Indonesia, sehingga dampaknya diyakini kecil.

Selain itu, dampak tragedi ini juga terdapat pada maskapai penerbangan. Paska musibah ini, Air Paradise bangkrut.

Monday, 12 April 2021

Bom Bali 1 (2002)

 Pengeboman Bali 2002 (disebut juga Bom Bali I) adalah rangkaian tiga peristiwa pengeboman yang terjadi pada malam hari tanggal 12 Oktober 2002. Dua ledakan pertama terjadi di Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, KutaBali, sedangkan ledakan terakhir terjadi di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat, walaupun jaraknya cukup berjauhan. Rangkaian pengeboman ini merupakan pengeboman pertama yang kemudian disusul oleh pengeboman dalam skala yang jauh lebih kecil yang juga bertempat di Bali pada tahun 2005. Tercatat 202 korban jiwa dan 209 orang luka-luka atau cedera, kebanyakan korban merupakan wisatawan asing yang sedang berkunjung ke lokasi yang merupakan tempat wisata tersebut. Peristiwa ini dianggap sebagai peristiwa terorisme terparah dalam sejarah Indonesia.  Latar belakang peristiwa bom bali terjadi juga karena para teroris menganggap bahwa Bali adalah pusat maksiat dan lokasi yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Imam Samudra, Idris dan Dulmatin diduga merupakan peracik bom Bali I. Bersama Ali Imron, Umar alias Wayan, dan Umar alias Patek, merekapun ditetapkan sebagai tersangka. 

1. Latar Belakang Peristiwa Bom Bali 1

2 bom meledak dalam waktu yang hampir bersamaan yaitu pada pukul 23.05 WITA di Paddy’s Club dan Sari Club. Kurang lebih 10 menit kemudian, ledakan yang mengguncang Bali kembali terjadi. Ledakan tersebut terjadi di Renon, dekat kantor Konsulat Amerika Serikat, namun tidak ada korban jiwa dalam ledakan ini. Bom yang meledak di diskotek Paddy’s disimpan dalam tas punggung dan merupakan bom bunuh diri. Bom kedua disimpan di dalam mobil Mitsubishi Colt L300 yang diparkir di depan Sari Club, meledak beberapa belas detik kemudian dengan pemicu jarak jauh. Ledakan di depan Sari Club meninggalkan sisa berupa lubang sedalam 3 kaki.

  1. Latar belakang peristiwa bom di bali yang dilakukan oleh teroris menggunakan bom bunuh diri adalah untuk memberikan efek yang lebih menyeramkan kepada masyarakat. Dengan bom bunuh diri diharapkan masyarakat lebih merasakan efek ketakutan yang seharusnya sesuai dengan tujuan peledakan bom tersebut. Latar belakang peristiwa bom bali berawal dari beberapa kejadian sebelumnya.
  2. Bali dipilih sebagai lokasi bom karena Bali adalah simbol yang banyak dikenal oleh masyarakat internasional. Dengan memilih Bali sebagai lokasi pengeboman, diharapkan efek yang diinginkan akan lebih mendunia daripada jika bom diledakkan di lokasi lainnya. Banyak orang asing yang berada di Bali sehingga sasaran para teroris ditujukan kepada orang – orang asing tersebut terutama orang Amerika.
  3. Latar belakang peristiwa bom bali pertama juga berasal dari peristiwa di Poso dan Ambon. Bom bali adalah balas dendam para teroris karena dalam kedua peristiwa tersebut banyak umat muslim terbunuh akibat konflik yang terjadi. Selain itu, bom bali dilakukan untuk membela rakyat dalam sejarah perang Afghanistan atas penindasan yang dilakukan Amerika Serikat karena para teroris menganggap penyebab perang Afganistan telah sangat menindas rakyat disana.
  4. Latar belakang peristiwa bom bali terjadi juga karena para teroris menganggap bahwa Bali adalah pusat maksiat dan lokasi yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Para teroris secara umum memang menargetkan lokasi – lokasi yang dianggapnya menjadi pusat kemaksiatan. Walaupun mungkin memang benar banyak terjadi kegiatan maksiat di satu tempat, tapi cara pengeboman tetap tidak dapat dibenarkan karena memakan banyak korban yang tidak bersalah.
  5. Teroris memiliki paham radikal untuk menciptakan negara yang sesuai dengan yang mereka inginkan. Ketika ada kondisi yang menyimpang dari tujuan tersebut maka mereka tidak akan segan untuk menggunakan kekerasan demi mencapai tujuannya termasuk mengorbankan banyak orang dengan bom. Mereka juga menggunakan istilah jihad sebagai pembenaran akan aksi – aksi kekerasan tersebut dan menghalalkan jatuhnya korban untuk tercapainya kebaikan yang lebih besar.

Para pelaku pengeboman di Bali bergabung dalam Darul Islam (DI) suatu organisasi penerus Negara Islam Indonesia (NII). Pada tahun 2002, DI memisahkan diri dan mengganti namanya menjadi Jamaah Islamiyah (JI), namun mereka tetap meneruskan tujuan dari NII.Menurut Ali Imron, salah satu terpidana seumur hidup kasus bom bali I, rencananya bom akan diledakkan pada tanggal 11 September 2002 persis setahun setelah peristiwa WTC di Amerika Serikat. Pada saat perencanaan latar belakang peristiwa bom di bali di Solo tahun 2002, Imam Samudera menginginkan bom bali menjadi peringatan akan peristiwa WTC tersebut. Namun Amrozi dan Dulmatin memprotesnya karena tidak sanggup melakukan aksi dalam waktu satu bulan saja. Rapat persiapan di Jawa Barat dipimpin oleh Mukhlas dan Imam Samudra selama bulan Agustus dan September.

Ali Imron dan yang lainnya berangkat ke Denpasar, Bali pada 8 September 2002 untuk mencari lokasi peledakan bom. Kawasan Kuta disurvei untuk mencari lokasi mana yang paling banyak dikunjungi oleh turis asing, dan Sari Club dipilih sebagai lokasi pertama dengan persetujuan Imam Samudera. Bahan peledak dikirim dari Jawa menuju Denpasar pada tanggal 8 – 16 September 2002 sehingga terkumpul satu ton lebih. Bom mulai diracik pada taggal 17 – 20 September 2002. Ali Imron membeli mobil dari rekannya di Lamongan dan mobil tersebut dibawa ke Bali untuk diisi bom.

Amrozi bin Nurhasyim sebagai salah satu tersangka kunci ditangkap pada 5 November 2002 di rumahnya di Desa Tenggulun, Lamongan, Jawa Timur. Begitu pula dengan 10 orang lainnya yang diduga juga terlibat ditangkap di sejumlah lokasi berbeda di Pulau Jawa. Pada tanggal 10 Novemner 2002 lima orang tim inti pengeboman akhirnya dibeberkan oleh Amrozi. Mereka adalah Ali Imron (adik Amrozi), Ali Fauzi (saudara Amrozi lain ibu), Qomaruddin yang menjadi eksekutor di Sari Club dan Paddy’s. M. Gufron, kakak Amrozi dan Mubarok membantu menyiapkan peledakan sedangkan kakak tiri Amrozi bernama Tafsir juga diburu polisi. Imam Samudra ditangkap pada 26 November 2002 di dalam bus Kurnia yang berada di kapal Pelabuhan Merak, hendak melarikan diri ke Sumatera. Ali Gufron ditangkap pada 3 Desember 2002 di Klaten, Jawa Tengah.

Tim investigasi gabungan polisi RI dan Australia pada 18 Desember 2002 membuka dan membeberkan Dokumen Solo milik Ali Gufron yang isinya mengenai tata cara membuat senjata, racun, dan perakitan bom. Selain itu juga memuat buku – buku mengenai Jamaah Islamiyah (JI), topografi suatu daerah dan sejumlah rencana aksi teroris. Amrozi divonis mati pada 7 Juli 2003, menyusul Imam Samudra pada 10 September 2003, dan Ali Gufron pada 2 Oktober 2003. Ketiganya dipindahkan ke Nusakambangan pada 11 Oktober 2005, dan eksekusi mati dilakukan pada 8 November 2008  dini hari dengan cara ditembak.

Thursday, 18 February 2021

Pengembalian Hongkong Kepada Republik Rakyat China 1997

 Penyerahan Kedaulatan Hong Kong dari Inggris Raya kepada Republik Rakyat China atau secara internasional biasa disebut "Penyerahan Hong Kong Kepada Republik Rakyat China" merupakan peristiwa berakhirnya kekuasaan Inggris di Hong Kong, dan sering dianggap menjadi tanda berakhirnya Imperium Britania. Peristiwa itu terjadi pada 1 Juli 1997. Sebelumnya, Hong Kong menjadi wilayah kekuasaan Inggris Raya selama lebih dari 150 tahun. Perjuangan China untuk merebut kembali wilayah Hong Kong dari tangan Inggris Raya tentunya tidaklah mudah sebab harus melalui sebuah tantangan dan perang yang berdarah-darah oleh rakyat China sendiri

Inggris merebut Pulau Hong Kong pada 1842 setelah mengalahkan Cina dalam Perang Candu Pertama. Setelah Perang Candu Kedua, Beijing dipaksa menyerahkan Kowloon, kawasan di seberang Hong Kong, pada 1860. Tahun 1898, untuk menguatkan kontrol di kawasan, Inggris menyewa lahan yang sebagian besar berada di sisi utara -yang dikenal sebagai New Territories- dengan janji akan mengembalikannya kembali ke Cina dalam 99 tahun. Hong Kong berkembang dengan sangat cepat di bawah kekuasaan Inggris dengan menjadi salah satu pusat kegiatan ekonomi dan keuangan dunia. Pada 1839, Inggris menyerang China dengan tujuan untuk menghancurkan Negeri Tirai Bambu yang dianggap telah melakukan aksi campur tangan dalam urusan ekonomi, sosial, dan politik Britania Raya. Salah satu tindakan pertama yang diambil Inggris dalam perang yang kemudian disebut sebagai Perang Opium tersebut adalah dengan menduduki Hong Kong, sebuah pulau yang jarang dihuni di lepas pantai tenggara China. Kemudian pada 1841, China menyerahkan pulau itu ke Inggris dengan ditandatanganinya Konvensi Chuenpi. Dan pada 1942, Perjanjian Nanking ditandatangani secara resmi untuk mengakhiri Perang Opium Pertama. Koloni atau daerah penjajahan Inggris terus berkembang dan menjadi gerbang komersial serta pusat distribusi untuk China selatan atau menjadi pusat perdagangan Timur-Barat. 

Ketika Republik Rakyat Tiongkok memperoleh kursi di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai hasil dari Resolusi Majelis Umum PBB 2758 pada tahun 1971, Tiongkok mulai bertindak diplomatis mengenai isu-isu kedaulatan atas Hong Kong dan Makau. Pada bulan Maret 1972, perwakilan Tiongkok di PBB, Huang Hua, menulis surat kepada Komite Dekolonisasi PBB untuk menyatakan posisi pemerintah Tiongkok:

"Pertanyaan-pertanyaan mengenai Hong Kong dan Makau termasuk dalam kategori pertanyaan yang dihasilkan dari serangkaian perjanjian yang tidak setara yang imperialis kenakan kepada Tiongkok. Hong Kong dan Makau adalah bagian dari wilayah Tiongkok yang diduduki oleh otoritas Inggris dan Portugis. Penyelesaian pertanyaan mengenai Hong Kong dan Makau adalah sepenuhnya dalam hak kedaulatan Tiongkok dan sama sekali tidak berada di bawah kategori biasa dari wilayah kolonial. Oleh karena itu, mereka tidak seharusnya dimasukkan dalam daftar wilayah kolonial yang diliputi oleh deklarasi tentang pemberian kemerdekaan kepada wilayah kolonial dan rakyat. Berkenaan dengan pertanyaan mengenai Hong Kong dan Makau, pemerintah Tiongkok telah secara konsisten menyatakan bahwa mereka harus diselesaikan dengan cara yang tepat ketika kondisi sudah matang."

Pada tahun yang sama, pada tanggal 8 November, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengesahkan resolusi mengenai penghapusan Hong Kong dan Makau dari daftar resmi koloni.

Pada bulan Maret 1979, Gubernur Hong Kong, Murray MacLehose melakukan kunjungan resmi pertamanya ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT), mengambil inisiatif untuk mengajukan pertanyaan mengenai kedaulatan Hong Kong dengan Deng Xiaoping. Tanpa menjelaskan dan menetapkan posisi resmi pemerintah RRt, pengaturan sewa properi dan perjanjian pinjaman di Hong Kong dalam 18 tahun ke depan akan menjadi sulit.

Kemudian pada 1982, London dan Beijing memulai perundingan yang sulit mengenai prosedur dan syarat-syarat pengembalian Hong Kong ke Cina. Hong Kong menerapkan sistem ekonomi dan politik yang sangat berbeda dengan Cina daratan, yang sejak 1949 berada di bawah kekuasaan Partai Komunis, satu-satunya partai yang dibolehkan berdiri di negara tersebut. Pada September 1984, setelah bertahun-tahun perundingan, Inggris dan China akhirnya menandatangani sebuah perjanjian formal yang menyetujui pengembalian Hong Kong pada 1997. Hal ini sebagai imbalan atas janji China untuk melestarikan sistem kapitalis di Hong Kong. Dan pada 1 Juli 1997, Hong Kong dengan damai dikembalikan ke pangkuan China.

Banyak dari pejabat Tiongkok, Inggris dan perwakilan dunia internasional menjadi saksi penyerahan ini. Kepala eksekutif di bawah pemerintahan Hong Kong yang baru, Tung Chee Hwa, merumuskan sebuah kebijakan yang didasarkan pada konsep "satu negara, dua sistem," sehingga melestarikan peran Hong Kong sebagai pusat kapitalisme utama di Asia. Upacara penyerahan kembali Hong Kong dilakukan di rumah Gubernur Hong Kong, Chris Patten. Secara simbolik, upacara ini dilakukan dengan cara menurunkan bendera Inggris. Usai diturunkan, Bendera Union Jack diberikan ke Patten yang saat itu tengah berdiri di depan mobil dinasnya. Setelah itu, mobil dinasnya ia serahkan ke pemimpin Hong Kong baru yang dipilih Pemerintah China, Tung Che-Hwaa. Sebelum resmi meninggalkan rumah dinasnya, Patten sempat memberikan pidato perpisahan. Dia meyakini ke depannya Hong Kong akan lebih sukses. "Kisah mengenai kota yang sukses ini ada di tahun-tahun sebelum hari ini. Saya yakin, tahun kesuksesan akan mengikuti Hong Kong ke depannya," ucap Patten seperti dikutip dari BBC History. Acara penyerahan Hong Kong ke Inggris dihadiri oleh Pejabat Tinggi Negeri Ratu Elizabeth. Di antaranya, Pangeran Charles, PM Tony Blair dan Menteri Luar Negeri Robin Cook. Sementara dari Pemerintah China, juga hadir Presiden Jiang Zemin, PM Li Peng, Menlu Qian Qichen dan Panglima Angkatan Bersenjata Jenderal Zhang Wanian. Acara penyerahan Hong Kong kembali ke China dirayakan secara meriah. Baik di Victoria Park Hong Kong mau pun Tiananmen Square Beijing. Kemeriahan acara penyerahan ini disempurnakan dengan pesta kembang api besar di Hong Kong. Setalah pesta kembang api usai, seluruh pejabat dari Inggris menaiki yacth sembari memberikan lambaian tangan terakhir kepada masyarakat Hong Kong. Sukacita kembalinya Hong Kong disambut baik pemimpin baru mereka Tung Che-Hwaa. Dia menyebut siap memimpin Hong Kong ke masa depan yang lebih baik lagi bersama China. "Hari ini sangat bersejarah, Hong Kong dan China akhirnya menjadi satu bagian lagi," ujar Tung.

Cina setuju untuk memerintah Hong Kong berdasarkan prinsip 'satu negara, dua sistem' di mana Hong Kong akan menikmati 'otonomi luas, kecuali untuk urusan pertahanan dan luar negeri' selama 50 tahun ke depan. Hong Kong menjadi Kawasan Administratif Khusus, yang bermakna Hong Kong dibiarkan untuk memiliki sistem hukum tersendiri, sistem multipartai, dan sejumlah hak termasuk kebebasan berpendapat dan kebebasan berkumpul. Untuk menjamin hak-hak khusus tersebut Hong Kong memiliki konstitusi mini, yang disebut Basic Law, dengan tujuan utama memilih pemimpin atau kepala eksekutif sesuai dengan 'prosedur demokratis dan hak pilih universal'. Dengan kata lain, Hong Kong memang termasuk wilayah Cina, tapi punya sistem berbeda dan berhak mengatur pemerintahan sendiri. Maka, sepatutnya pemerintah Cina bersabar, setidaknya sampai tahun 2047 mendatang, untuk tidak mencampuri urusan internal Hong Kong, termasuk mengenai revisi UU Ekstradisi yang kini memicu gejolak itu. Ada 3 kemungkinan: Cina akan menambah otonomi, mempertahankan beberapa hak khusus saja, atau Hong Kong akan kehilangan status khusus dan menjadi provinsi biasa sama seperti provinsi lainnya di Cina daratan tanpa menikmati otonomi luas. Dengan makin banyaknya warga muda yang sadar dengan hak-hak politik, sebagian besar analis memperkirakan akan ada pertarungan ketat mengenai masa depan Hong Kong.

Pemimpin Hong Kong, biasa disebut kepala eksekutif, dipilih oleh 1.200 anggota komisi pemilihan. Mayoritas anggota komisi dinilai pro-Beijing. Lembaga perwakilannya diberi nama Dewan Legislatif atau Legislative Council, disingkat LegCo. Setengah anggota badan legislatif dipilih secara langsung sementara sisanya adalah perwakilan yang diangkat dari kalangan profesional atau berasal dari kelompok kepentingan tertentu. Para pegiat politik beralasan, proses pemilihan seperti ini membuat Beijing bisa menyeleksi calon-calon yang lebih mereka sukai untuk menjadi anggota badan legislatif.


Monday, 25 January 2021

Serangan 11 September 2001

 Serangan 11 September 2001 atau yang lebih dikenal dengan istilah Serangan 9/11 adalah serangkaian 4 serangan bunuh diri yang sudah diatur terhadap beberapa target di New York City dan ibukota Amerika Serikat, Washington DC pada 11 September 2001. Pagi itu, 19 pembajak dari kelompok militan Islamal-Qaedamembajak empat pesawat jet penumpang. Para pembajak sengaja menabrakkan dua pesawat ke Menara Kembar World Trade Center di New York City; kedua menara runtuh dalam kurun waktu dua jam. Pembajak juga menabrakkan pesawat ketiga ke Pentagon di Arlington, Virginia. Ketika penumpang berusaha mengambil alih pesawat keempat, United Airlines Penerbangan 93, pesawat ini jatuh di lapangan dekat Shanksville, Pennsylvania dan gagal mencapai target aslinya di Washington, D.C. Menurut laporan tim investigasi 911, sekitar 3.000 jiwa tewas dalam serangan ini.

Dugaan langsung jatuh kepada al-Qaeda, dan pada 2004, pemimpin kelompok Osama bin Laden, yang awalnya menolak terlibat, mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini. Al-Qaeda dan bin Laden juga mengatakan dukungan AS terhadap Israel, keberadaan tentara AS di Arab Saudi, dan sanksi terhadap Irak sebagai motif serangan ini. Amerika Serikat merespon serangan ini dengan meluncurkan Perang Melawan Teror dengan menyerang Afghanistan untuk menggulingkan Taliban yang melindungi anggota-anggota al-Qaeda. Banyak negara yang memperkuat undang-undang anti-terorisme mereka dan memperluas kekuatan penegak hukumnya. Pada Mei 2011, setelah diburu bertahun-tahun, Presiden Barack Obama mengumumkan bahwa bin Laden ditemukan dan ditembak mati oleh marinir AS, walaupun belum ada bukti yang dipublikasikan yang menyatakan kematian tersebut dengan gamblang.

1. Kronologis Serangan 

Pagi hari di tanggal 11 September 2001, 19 orang yang mengatasnamakan Kelompok 19 melakukan pembajakan terhadap 4 pesawat komersial yang baru saja lepas landas dari Boston, Newark dan Washington DC menuju San Francisco dan Los Angeles. Pesawat itu sengaja dipilih oleh para pembajak dikarenakan mengangkut bahan bakar yang banyak. Tepat pukul 08.46 waktu Amerika, 5 pembajak menabrakkan pesawat American Airlines Flight 11 ke Menara Utara World Trade Center 1 (WTC 1) dan 5 lainnya menabrakkan pesawat American Airlines Flight 175 ke Menara Selatan pada pukul 09.03 waktu Amerika. 5 pembajak berikutnya menabrakkan pesawat American Airlines Flight 77 ke Pentangon pukul 09.37 waktu Amerika. Sementara pesawat keempat yaitu United Airlines Flight 93 dijatuhkan oleh pembajak di dekat Shanksville, Pennysylvania pukul 10.03 waktu Amerika setelah semua penumpang yang ada di pesawat itu melawan para pembajak. Diduga, pesawat Flight 93 itu ingin menabrakkan pesawat ke arah target mereka yaitu US Capitol atau Gedung Putih. Rekaman suara kokpit Penerbangan 93 menemukan bahwa awak pesawat dan penumpang berusaha mengambil alih pesawat dari pembajak setelah mempelajari lewat telepon tentang pesawat-pesawat lain yang dibajak telah ditabrakkan ke beberapa bangunan pada pagi itu. Setelah muncul bukti kuat bagi pembajak bahwa penumpang akan mengambil alih pesawat, seorang pembajak memerintahkan temannya untuk memutar pesawat dan sengaja menjatuhkannya. Akhirnya, Penerbangan 93 jatuh di sebuah lapangan dekat Shanksville. 3 bangunan di Komplek World Trade Center runtuh akibat kegagalan struktur. Menara Selatan runtuh pukul 9.59 pagi setelah terbakar selama 56 menit dalam kebakaran yang diakibatkan tabrakan United Airlines Penerbangan 175. Menara Utara runtuh pukul 10.28 pagi setelah terbakar selama 102 menit. Ketika Menara Utara runtuh, reruntuhannya jatuh ke gedung 7 World Trade Center (7 WTC) yang ada di sebelahnya, sehingga merusaknya dan menciptakan kebakaran. Kebakaran ini terjadi selama beberapa jam, merusak ketahanan struktur bangunan, dan 7 WTC runtuh pukul 5.21 sore. Akibatnya, semua pesawat yang berada di daratan Amerika Serikat dipaksa untuk mendarat dan yang sudah telanjur lepas landas agar diminta untuk mendarat sesegera mungkin. Semua penerbangan internasional tujuan Amerika Serikat memilih untuk putar balik ke negara asal mereka atau mengalihkan penerbangannya ke Kanada & Meksiko. Selain itu, semua penerbangan internasional juga dilarang mendarat di Amerika Serikat selama 3 hari. Serangan ini menciptakan kebingungan massal di antara organisasi berita dan pengawas lalu lintas udara. Di antara berita yang tidak terkonfirmasi dan sering berlawanan yang disiarkan sepanjang hari itu, salah satunya adalah sebuah bom mobil telah diledakkan di kantor pusat Departemen Luar Negeri AS di Washington, D.C. 

2. Korban Serangan 11 September

Pada 11/9 terjadi serangan pada gedung World Trade Centre (WTC) di New York City dan Pentagon di Washington DC. Salah satu pesawat kemudian jatuh di lapangan dekat Shanksville, Pennsylvania. Gedung WTC kemudian ambruk setelah ditabrak pesawat tersebut.

Korban 11 September atau 11/9 berusia sekitar 2-85 tahun dengan kisaran 75-80 persen adalah laki-laki. Terkait pesawat yang jatuh di Shanksville, Pennsylvania, dipercaya merupakan pilihan pembajak yang memilih di lokasi tersebut daripada yang tidak diketahui. Penumpang dan kru dipercaya mengambil alih kontrol pesawat hingga akhirnya jatuh. Pada Oktober 2019 sekitar 60 persen dari 2.753 korban di WTC berhasil diketahui identitasnya.

3. Kerusakan Akibat Dari Serangan 11 September

Bersama Menara Kembar berlantai 110 itu, beberapa bangunan lain di lahan World Trade Center hancur atau rusak parah, termasuk gedung WTC3 sampai 7 dan St. Nicholas Greek Orthodox Church. Menara Utara, Menara Selatan, Marriott Hotel (3 WTC) dan 7 WTC hancur sepenuhnya. U.S. Customs House (6 World Trade Center), 4 World Trade Center5 World Trade Center, dan dua jembatan pejalan kaki yang menghubungkan bangunan-bangunan tersebut rusak parah. Deutsche Bank Building di 130 Liberty Street rusak setengah dan akhirnya diruntuhkan. Dua gedung World Financial Center juga mengalami kerusakan.

Deutsche Bank Building di seberang Liberty Street dari komplek World Trade Center akhirnya dicap tak dapat dihuni kembali karena suasana beracun di dalam menara perkantoran itu dan akhirnya diruntuhkan. Fiterman Hall milik Borough of Manhattan Community College di 30 West Broadway juga diruntuhkan karena kerusakan parah dalam serangan ini dan akhirnya dibangun kembali. Gedung-gedung tetangga lainnya seperti 90 West Street dan Verizon Building mengalami kerusakan parah namun telah diperbaiki. Gedung-gedung World Financial CenterOne Liberty PlazaMillenium Hilton, dan 90 Church Street mengalami kerusakan tingkat menengah dan telah diperbaiki. Peralatan komunikasi di puncak Menara Utara juga hancur, namun stasiun media mampu mengalihkan sinyal dengan cepat dan melanjutkan siaran.

The Pentagon, di Arlington County, Virginia, rusak parah akibat tabrakan American Airlines Penerbangan 77 dan kebakaran yang berlangsung setelahnya, mengakibaktan satu sisi bangunan runtuh. Ketika mengarah ke Pentagon, sayap pesawat menabrak beberapa tiang lampu dan mesin kanannya menabrak pembangkit listrik sebelum menabrak sisi barat Pentagon dan menewaskan ke-53 penumpang, 5 pembajak, dan 6 awaknya. Pesawat ini menabrak Pentagon di lantai pertama dan bagian depan badannya patah ketika tabrakan, sementara bagian tengah dan ekornya terus menabrak selama kurang dari satu detik. Reruntuhan bagian ekor menembus jauh ke dalam bangunan, melewati tiga lingkaran luar gedung seluas 310 kaki (94 m).


4. Perbaikan & Penyelamatan Setelah Serangan 11 September

New York City Fire Department langsung memberangkatkan 200 unit (setengah departemen) ke tempat tersebut. Upaya mereka dibantu oleh berbagai pemadam kebakaran dan teknisi medis darurat yang tidak bertugas pada hari itu. New York City Police Department mengirimkan Emergency Service Units dan personel polisi lainnya, serta memberangkatkan satuan helikopternya. Setelah tiba di tempat kejadian, FNY, NYPD, dan Port Authority tidak mengkoordinasi upaya penyelamatan dan akhirnya mengalami kesulitan dalam mencari warga sipil. Ketika situasi semakin memburuk, satuan penerbangan NYPD menyampaikan informasi kepada komandan polisi, yang mengeluarkan perintah kepada personelnya untuk mengungsikan diri dari kedua menara; sebagian besar petugas NYPD berhasil keluar dengan aman sebelum kedua bangunan runtuh. Karena pos komando didirikan terpisah dan komunikasi radio antar lembaga tidak mampu dilakukan, perintah tersebut tidak sampai kepada para komandan FDNY.

Setelah menara pertama runtuh, komandan FDNY mengeluarkan perintah evakuasi; tetapi karena kesulitan teknis dengan sistem pengulang radio yang gagal berfungsi, banyak pemadam yang tidak pernah mendengarkan perintah evakuasi. Petugas 9-1-1 juga menerima informasi dari penelepon yang tidak diteruskan kepada para komandan di tempat kejadian. Dalam beberapa jam setelah serangan, operasi pencarian dan penyelamatan besar-besaran diluncurkan. Setelah beberapa bulan operasi 24 jam di tempat tersebut, lahan World Trade Center akhirnya dibersihkan pada akhir Mei 2002.

5.  Fakta 11 September atau 9/11

Sebanyak 19 orang membajak empat pesawat komersial AS yang penuh bahan bakar. Pesawat ini hendak menuju wilayah di pantai barat AS. Sebanyak 2.977 orang terbunuh di New York City, Washington DC, dan di luar Shanksville, Pennsylvania. Serangan ini diatur Osama bin Laden pemimpin kelompok Al-Qaeda.

Serangan 11/9 ini juga menewaskan banyak petugas kepolisian dan pemadam kebakaran. Pasalnya saat itu ratusan petugas memasuki gedung menara kembar World Trade Centre yang kini disebut Ground Zero. Sekitar 400 polisi dan pemadam kebakaran terbunuh saat melakukan tugasnya. 

6. Pelaku Penyerangan 9/11

Beberapa jam setelah serangan terjadi, FBI mulai merilis nama-nama pembajak pesawat dan pilot pesawat yang dicurigai kepada publik, disamping informasi pribadi mereka. Mohamed Atta dari Mesir merupakan ketua perampas 19 dan juga salah seoranng pilot yang berada di dalam pesawat yang dia bajak itu. Atta tewas dalam serangan bersama semua pembajak yang lain, tetapi bagasinya (yang tidak terhubung dari penerbangannya dari Portland ke Penerbangan 11) mengandung kertas-kertas yang mengungkapkan identitas semua 19 pembajak dan petunjuk-petunjuk penting yang lain rencana, motif dan latar belakang mereka. Selain itu, anggota jaringan teroris Al-Qaeda yang dipimpin oleh Osama Bin Laden diduga menjadi dalang dibalik serangan 9/11 tersebut. Organisasi itu dituntut untuk bertanggung jawab atas insiden yang menewaskan ribuan orang tersebut. Aksi serangan itu diyakini sebagai pembalasan dendam terhadap Amerika Serikat yang mendukung Israel dan kehadiran militernya di Timur Tengah yang terus berlanjut. Beberapa pelaku pembajakan itu sudah tinggal di Amerika Serikat lebih dari setahun dan mengambil pelajaran penerbangan di sekolah penerbangan komersial Amerika. Pada pukul 09.00 malam waktu setempat, Presiden George W Bush menyampaikan pidato di televisi dari Oval Office dan menyatakan bahwa serangan itu ulah para teroris. "Serangan teroris dapat mengguncang fondasi bangunan terbesar kita, tetapi tidak dapat menyentuh fondasi Amerika. Tindakan ini menghancurkan baja, tetapi tidak bisa mematahkan tekad baja Amerika," kata dia. Beberapa lainnya menyusup ke Negeri Paman Sam beberapa bulan sebelum kejadian. Dalam aksinya, para pelaku tersebut berhasil menembus pengamanan di tiga bandara di wilayah East Coast dan membawa empat pesawat. Pesawat dipilih karena telah diketahui membawa bahan bakar yang banyak, sehingga bisa dimanfaatkan untuk pembajakan. Sebagai balasan, AS menyergap Osama bin Laden di Abbottabad, Pakistan pada 11 Juni 2011. Osama dinyatakan tewas dalam penangkapan. Penyelidikan kriminal terbesar dalam sejarah dengan cepat mengidentifikasi para pembajak, dan menghubungkan mereka dengan al-Qaeda - kelompok militan Islam yang didirikan oleh Osama bin Laden. Presiden Bush mendeklarasikan perang dunia melawan teror. Pada 8 Oktober AS dan Inggris mencapai sasaran di Afghanistan, tempat bin Laden diyakini bersembunyi. Rezim di Afghanistan jatuh dengan cepat di hadapan kekuatan militer Amerika, tetapi Osama bin Laden tetap bebas selama bertahun-tahun. Presiden Bush memperpanjang kampanye globalnya melawan teror ke Irak pada Maret 2003, ketika koalisi yang didominasi oleh pasukan AS dan Inggris menyerang.