Well, disini penulis akan memberikan ulasan terkait pergelaran turnamen sepakbola akbar yaitu FIFA World Cup 2018 di Rusia yang baru saja berakhir pada 15 Juli lalu. Sebenarnya penulis juga sedikit bingung apa saja yang akan dituangkan pada artikel blog ini dikarenakan penulis itu sendiri sedang melaksanakan tugas negara sebagai volunteer Asian Games 2018 yang baru saja dimulai beberapa minggu yang lalu. Tetapi penulis akan membuatkan sedikit ringkasan terkait ajang sepakbola 4 tahunan ini.
Mengapa ajang ini saya katakan sebagai kejutan? Karena banyak sekali tim-tim kuda hitam di Piala Dunia yang gagal berangkat ke Rusia, entah itu tidak lolos kualifikasi ataupun didiskualifikasi sebelum memulai babak kualifikasi antarnegara. Mereka adalah Italia, Belanda, Kamerun, Amerika Serikat, Cili, Ghana, Pantai Gading, Aljazair, Irlandia, Yunani, Turki, Bosnia-Herzegovina, Ekuador, Paraguay, Honduras & Indonesia. Nama yang disebut pertama adalah juara dunia 4 kali yang akhirnya harus absen di ajang Piala Dunia sejak 1958 setelah disingkirkan Swedia di babak playoff kualifikasi zona UEFA dengan agregat 0-1. Sementara Indonesia terkena sanksi dari FIFA sebelum memulai babak kualifikasi karena permasalahan yang terjadi di dalam internal tim tersebut. Sisanya tereliminasi di babak grup kualifikasi termasuk Belanda yang akhirnya juga absen berlaga di Piala Dunia sejak 2002 karena tersingkir oleh Prancis dan Swedia.
Kejutan juga terjadi saat turnamen dimulai ketika juara bertahan, Jerman harus angkat koper setelah mereka gugur di babak penyisihan grup. Tim asuhan Joachim Loew itu kalah dari Meksiko serta Korea Selatan dan hanya menang sekali atas Swedia. Untuk yang disebut terakhir, kekalahan mereka dengan tim itu terjadi pada menit-menit terakhir pertandingan ketika gol Kim-Young Gwon yang sempat dianulir kemudian disahkan oleh rekaman VAR & gol hebat Son-Heung Min dimana kiper Manuel Neuer beraksi maju sambil membawa bola ke barisan depan dan direbut pemain Korea Selatan membuat mereka akhirnya gugur di babak pertama Piala Dunia sejak 1938 atau tepatnya 80 tahun yang lalu sekaligus melanjutkan kutukan juara dunia asal Eropa kandas di babak penyisihan grup Piala Dunia 4 tahun kemudian. Mereka berangkat ke Rusia sebagai juara dunia pada 2014 lalu di Brazil dengan harapan bisa menjadi tim ketiga yang mampu mempertahankan gelar 2 kali berturut-turut setelah Italia & Brazil pada 1934-38 & 1958-62. Namun kenyataannya baru laga pertama grup F mereka sudah dikalahkan oleh Meksiko lewat gol tunggal Hirving Lozano dan untuk pertama kalinya sejak 1982, mereka kalah di laga pembuka babak penyisihan grup. Mereka kemudian meraih kemenangan pertama di grup saat berjumpa dengan Swedia yang kini bermain tanpa Zlatan Ibrahimovic yang sudah pensiun usai Euro 2016 yang lalu. Namun pada pertandingan terakhir melawan Korea Selatan yang merupakan pertandingan hidup-mati antara kedua tim justru melenyapkan harapan tim yang berjuluk Die Mannschaft tersebut. Mereka dipercundangi oleh tim kuat asal Asia tersebut dengan skor 0-2 sekaligus membuat mereka harus pulang lebih awal dari Rusia. Meskipun menang, itu tidak cukup membantu bagi Korea Selatan untuk lolos ke babak 16 Besar karena di saat bersamaan Swedia menang 2-0 atas Meksiko dan tiket kelolosan ke babak itu menjadi milik Swedia & Meksiko yang masing-masing menjadi juara & runner-up Grup F Piala Dunia 2018. Bagi Korea Selatan sendiri, kemenangan itu seolah merupakan pembalasan atas kekalahan mereka dari Jerman saat mereka bertemu di Piala Dunia 1994 & 2002 masing-masing di babak grup & semifinal. Yang disebut terakhir mereka mencatat prestasi sangat luar biasa saat bisa melaju hingga semifinal ketika turnamen itu digelar di negeri sendiri & Jepang dan menjadi juara 4 usai dikalahkan oleh Turki lewat gol cepat Hakan Sukur. Sementara bagi Jerman, untuk pertama kalinya mereka dikalahkan oleh tim dari benua Kuning tersebut. Sebuah rekor yang sangat buruk untuk tim hebat Eropa seperti Jerman.
Ada 2 negara yang memulai debutnya di ajang ini.yaitu Islandia & Panama. Nama yang disebut pertama sebelumnya sudah memulai debut di ajang internasional yaitu Euro 2016 yang digelar di Prancis. Ketika itu mereka berhasil mencapai babak perempatfinal karena dikalahkan oleh tim tuan rumah tersebut yang menjadi runner-up turnamen itu. Sementara nama terakhir membuat kejutan dengan berhasil membuat Amerika Serikat absen di Piala Dunia untuk pertama kalinya sejak 1986. Negara lain seperti Denmark, Swedia, Arab Saudi, Mesir, Peru, Tunisia, Maroko, Serbia, Polandia & Senegal akhirnya bisa kembali berlaga di Piala Dunia setelah absen cukup lama. Yang disebut terakhir merupakan partisipasi kedua mereka di ajang 4 tahunan itu setelah sebelumnya sempat tampil pada turnamen 2002 yang digelar di Korea-Jepang. Mereka membuat prestasi mengejutkan pada turnamen itu dengan mencapai perempatfinal setelah sempat mengalahkan juara bertahan saat itu, Prancis di laga pembuka grup. 20 negara kontestan lainnya juga berpartisipasi di ajang ini setelah 4 tahun sebelumnya di Brazil juga ikut serta. Dan untuk pertama kalinya, 3 negara Skandinavia, 4 negara jazirah Arab & 7 negara Muslim berpartisipasi di Piala Dunia tahun ini.
Kejutan juga terjadi di bursa pelatih tim nasional, Julen Lopetegui yang berhasil membawa Spanyol ke turnamen 4 tahunan di Rusia itu justru dipecat beberapa hari sebelum pertandingan pertama mereka di grup B melawan Portugal karena menerima tawaran dari Real Madrid untuk menggantikan Zinedine Zidane tanpa sepengetahuan federasi setempat. Fernando Hierro yang pernah bermain bersama tim itu pada 3 Piala Dunia berbeda ditunjuk menjadi pelatih sementara hingga turnamen usai.
Pada akhirnya, Prancis mennjuarai turnamen ini usai menaklukan Kroasia 4-2 di babak final sekaligus meraih trofi kedua mereka di Piala Dunia sejak 1998. Bahkan pelatih mereka, Didier Deschamps menjadi orang ketiga setelah Mario Zagallo & Franz Beckenbauer yang sanggup menjuarai Piala Dunia sebagai pemain & pelatih. Sementara bagi Kroasia sendiri, ini adalah prestasi tertinggi mereka di ajang 4 tahunan itu setelah sebelumnya pernah menjadi juara 3 pada 1998. Dan pada pertandingan playoff juara 3, Belgia juga berhasil mengalahkan tim jagoan penulis, Inggris dengan skor 2-0 sekaligus juga meraih prestasi terbaik mereka yaitu menjadi juara 3 pada turnamen 4 tahunan itu. Bagi Inggris sendiri, itu juga mengulangi pencapaian mereka pada 1990 saat berhasil menembus semifinal dan menjadi juara 4 pada turnamen 4 tahunan itu.
No comments:
Post a Comment